Wednesday 30 December 2020

Rekondisi Bluetooh Headset Rusak... Makin Ancur!

Zaman modern ini alat bantu speaker + microphone mini bebas genggam atau yang biasa disebut "headset"  sudah berkembang menjadi beragam bentuk dan model, dari yang awal mulanya berupa alat berkabel panjang yang menancap di audio walkman, handyphone, laptop, kini sudah tersedia headset menerapkan koneksi bluetooth. Modelnya pun beragam, ada yang masih menggunakan kabel pendek, ada yang berupa headphone besar melingkar di kepala, bahkan sekarang ada yang berupa perangkat kecil terpisah namun tersinergi yang menancap di telinga kiri-kanan yang disebut "airpods". Fungsinya sama saja, hanya modelnya berbeda. Harganya juga bermacam-macam, ada yang jutaan bermerk, hingga yang paling murah dibawah seratus ribuan tanpa merk, ada harga ada rupa sih... semakin mahal ada kualitas suara yang didapatkan. Lalu bagaimana dengan perangkat yang murah?  

Thursday 24 December 2020

Journey To Jember: Yang Tersisa dari Tempeh Labruk #3

 Touring ku ke Jember ini memang setengah mendadak sih, bosan di rumah dan jenuh di kantor membuat hasrat mbolangku bergolak memberontak. Situasi pandemi pun ikut menambah tekanan, pengen kemana-mana, khawatir kerumunan lah, takut razia lah... Aku kalau touring itu lebih nyaman berangkat sendiri, kalau sama temen belum tentu si temen ada waktu lebih, makanya aku seering berangkatnya dadakan.. kayak tahu bunder itu, dipanggan dadakan.. haha...Tapi aku tetap pikir positif saja. Setengah persiapan, setengahnya nekad juga. Hahaha.. Melanjutkan perjalanan setelah sesaat berhenti di jembatan Kali Mudjur, salah sungai aliran lahar hujan gunung Semeru, titik transitku selanjutnya adalah eks stasiun Tempeh.. bukan tahu yaa.. xixixi..

Tuesday 22 December 2020

Journey To Jember: Pasirian, Ujung Selatan Daop 9, Condro dan Stasiun (yang tak bernasib) Mudjur #2

Dalam perjalanan touringku Oktober 2020, aku menyempatkan mampir blusukan jalur mati di sepanjang perjalanan menuju Jember. Meski sebelum masuk Lumajang aku sudah menemui jalur mati juga di kabupaten Malang (jalur Gondanglegi-Turen) tapi aku kurang tertarik buat menelisik kesana. Dan tempat pertama yang aku kunjungi adalah eks Stasiun Pasirian. Memang sih bukan daerah terakhir, atau paling terpencil di Kabupaten Lumajang, hanya saja Kecamatan Pasirian merupakan daerah paling selatan Lumajang yang pernah dibangun jalur kereta api di "tapal kuda" jalur kereta api non aktif Klakah-Lumajang-Pasirian/Kasijamlor-Puger/Rambipuji. Pasirian yang merupakan terminus dari lintas cabang Klakah-Lumajang-Pasirian mulai dibuka sejak tahun 1896 oleh Staatspoorwegen sebagai lintas kereta api ringan (trem). Jalur Lumajang-Pasirian dengan segala daya dan upaya dari PJKA bertahan hingga 1988 setelah sempat vakum atau non aktif sementara ketika peristiwa G30S yang memaksa para pegawainya mengurungkan diri dan tidak ada yang mau ditugaskan ke daerah selatan Lumajang karena takut dicurigai yang tidak-tidak. Namun tak lama jalur Lumajang-Pasirian bangkit lagi dengan angkutan barangnya dan disusul dengan pembukaan layanan KA penumpang beberapa tahun kemudian, sebelum akhirnya tahun 1988 ditutup karena tidak dapat bersaing dengan perkembangan transportasi jalan raya.

Journey To Jember: Sebuah Perjalanan #1

Kala itu di bulan Oktober 2020.. sebenarnya hari itu bukan agenda utamaku untuk melakukan perjalanan telisik sejarah. Masih dalam rencana perjalanan sih, namun tujuan utama hari itu tergantikan karena sebuah alasan yang hanya alam yang tahu. Hehe.. Karena perjalanan hari itu terencanakan, maka sudah pasti ada sebuah pilihan lain kala pilihan utama tak tertunaikan. Tahun 2020 ini benar-benar tahun bencana dunia, sebuah pandemi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya memporak-porandakan kehidupan dunia. Namun bukan berarti semua orang tak berhak mencari kebahagiaannya, kehilangan keceriaannya, meski sebagian orang juga kehilangan mata pencahariannya karena terdampak pandemi, orang masih bisa memikirkan alternatif lain untuk mencari penghidupannya yang baik, mendapatkan kebahagiaan dengan caranya namun masih tetap menjaga diri dari resiko serangan pandemi. Termasuk diriku. Aku masih bisa mencari kebahagiaan dengan caraku, dengan apa yang bisa aku lakukan, namun masih tetap menjaga diri secara ketat.