Tuesday, 22 December 2020

Journey To Jember: Pasirian, Ujung Selatan Daop 9, Condro dan Stasiun (yang tak bernasib) Mudjur #2

Dalam perjalanan touringku Oktober 2020, aku menyempatkan mampir blusukan jalur mati di sepanjang perjalanan menuju Jember. Meski sebelum masuk Lumajang aku sudah menemui jalur mati juga di kabupaten Malang (jalur Gondanglegi-Turen) tapi aku kurang tertarik buat menelisik kesana. Dan tempat pertama yang aku kunjungi adalah eks Stasiun Pasirian. Memang sih bukan daerah terakhir, atau paling terpencil di Kabupaten Lumajang, hanya saja Kecamatan Pasirian merupakan daerah paling selatan Lumajang yang pernah dibangun jalur kereta api di "tapal kuda" jalur kereta api non aktif Klakah-Lumajang-Pasirian/Kasijamlor-Puger/Rambipuji. Pasirian yang merupakan terminus dari lintas cabang Klakah-Lumajang-Pasirian mulai dibuka sejak tahun 1896 oleh Staatspoorwegen sebagai lintas kereta api ringan (trem). Jalur Lumajang-Pasirian dengan segala daya dan upaya dari PJKA bertahan hingga 1988 setelah sempat vakum atau non aktif sementara ketika peristiwa G30S yang memaksa para pegawainya mengurungkan diri dan tidak ada yang mau ditugaskan ke daerah selatan Lumajang karena takut dicurigai yang tidak-tidak. Namun tak lama jalur Lumajang-Pasirian bangkit lagi dengan angkutan barangnya dan disusul dengan pembukaan layanan KA penumpang beberapa tahun kemudian, sebelum akhirnya tahun 1988 ditutup karena tidak dapat bersaing dengan perkembangan transportasi jalan raya.

Stasiun Pasirian merupakan terminus dari jalur KA selatan Lumajang, bertempat tak jauh dari pasar kecamatan Pasirian eks stasiun yang berkode PSR ini awalnya sedikit sulit untuk dicari keberadaannya karena ada di sela-sela perkampungan penduduk. Saat aku kesana, tempat yang aku temui pertama malah eks gudang stasiun, sedangkan stasiunnya sendiri malah terlewati..padahal ya lewat disebelahnya loh.. xixixi.. Stasiun Pasirian ini ada di dalam gang warga yang gak terlalu sempit, hanya saja mobil tidak bisa masuk. Sepertinya stasiun ini dilengkapi dengan dipo lokomotif, hanya saja aku tak menemukan keberadaannya, hanya gudang stasiun yang agak besar ada di sebelah barat stasiun. Ya ukuran standar gudang stasiun pada jaman dulu. Di dekat bangunan utama stasiun terdapat rumah dinas kepala stasiun yang masih satu gang dengan stasiunnya. Sepertinya rumah dinasnya juga masih ditempati. Emplasemen jalur stasiun sudah tidak nampak lagi karena sudah berdiri rumah-rumah warga di atasnya, yup..sisi depan belakang stasiun ini sudah tertutup rumah warga. Kalau lingkungan dekat gudang masih lebih baik karena luas, bersih, sudah dipaving untuk lingkungan perkampungan warga.

Hanya sesaat saja aku memperhatikan kondisi eks stasiun Pasirian itu. Kondisinya amat sangat baik, nampak tidak ada yang rubuh, hanya pintu masuknya sudah ditembok, seperti sudah jadi rumah tinggal warga. Tidak ada plang aset di dekat bangunan stasiun, tapi agak jauh ada plang aset KAI. Bangunan stasiun ini memanjang barat ke timur, karena jalur juga memanjang dari barat ke timur, atau melengkung hingga akhirnya di Tempeh jalurnya menjulur selatan ke utara. Untuk mengunjunginya tidaklah susah, dari jalan raya Malang-Lumajang, di depan Apotik Asiska ada pertigaan besar, masuk saja ke barat 200 meter, sampai ada gang masuk ke kanan.

Berlanjut menuju eks Halte Condro, aku melanjutkan perjalanan sejauh 3 km ke utara dari pasar Pasirian, halte Condro memang agak meragukan apakah tempatnya masih ada dengan bentuk halte ataukah hanya perhentian saja, aku juga belum tahu. Namun setelah sampai disana, aku tidak menemui apapun selain jalan kecil makadam dekat SDN Condro. Padahal aku yakin, informasi yang aku dapatkan disanalah eks Halte Condro, namun tak ada petunjuk bekas bangunan halte yang tersisa disana, di tempat yang sangat sepi hanya rerimbunan pohon sengon. Namun karena aku tak ingin berlama-lama, aku menyimpulkan, halte Condro dahulunya cuma sebatas perhentian kecil (stoopplaats) dan tidak ada bangunan atau gedung kerja sebagai sebuah stasiun. Petunjuk untuk menuju eks halte Condro ini kalau dari Pasirian, setelah pom ke timur ada makam desa Condro ada pertigaan ke kiri... kalau dari Lumajang tepat setelah SMKN Pasirian, ada pertigaan ke kanan, masuk ke utara sampai ketemu pertigaan mentog. Tak lama disana aku keluar menuju Jl Raya Pasirian menuju perhentian selanjutnya, yaitu eks Stasiun Mudjur.

Sekitar 3km perjalanan dari eks Halte Condro, aku sampai di eks Stasiun Mudjur. Kalau ada yang ingin menyusuri kesana dan baru sampai disana, lokasinya agak sedikit meragukan, aku pun jadi agak bingung karena sejauh mata memandang ke depan, hampir tidak nampak sama sekali bangun stasiunnya. Di ujung jalan hanya nampak rerimbunan hutan belakang perkampungan. Awalnya aku kira tersesat, namun di ujung jalan, aku menangkap suatu tembok gelap yang ada di sela-sela rumbukan tumbuhan di samping rumah orang, baru aku paham ternyata disitulah eks Stasiun Mudjur. Bener-bener mengenaskan stasiun Mudjur itu, fisiknya sudah rubuh meski ada beberapa tembok masih berdiri, emplasemen jalurnya sudah tertutupi rumput yang tumbuh sangat lebat disertai pohon-pohon sengon yang menjulang tinggi, tetumbuhan menjulur tinggi menutupi fisik bangunan stasiun Mudjur yang hampir hancur total. Aku tidak mengerti kenapa bangunan stasiun Mudjur ini sudah hancur. Saat aku hendak pergi dari sana, ada warga setempat yang mampir hendak lewat di jalan samping rumah yang nampak tidak ada orangnya itu ke hutan sebelah eks stasiun Mudjur. Aku iseng bertanya-tanya, apa benar ini eks stasiun kereta api Mudjur, orang tersebut menjawab dengan yakin kalau itu bener-bener stasiun Mudjur, dia menambahkan juga kalau bekas jembatannya juga masih ada, meski tinggal pondasinya aja yang tersisa. Kondisinya yang merana, hancur, seram seperti rumah penuh hantu.. xixixix..







Tak lama disana, aku melanjutkan perjalanan menuju Lumajang. Tak seberapa jauh dari lokasi eks stasiun Mudjur tadi, aku melewati jembatan Kali Mudjur, sebuah sungai aliran lahar Semeru, aku berhenti sejenak di ujung utara jembatan dan melihat-lihat sekitar. Sebuah sungai yang sangat lebar, banyak bebatuan dan pasir. Di sebelah selatannya jembatan banyak penambang pasir, dan nun jauh di utara jembatan jalan raya, nampaklah beberapa batang pondasi jembatan KA yang besar-besar, itu lah bekas jembatan KA kali Mudjur.
To be continue...

Data Stasiun Pasirian

Kode            : 5808 / PSR

Alamat         : Jln Stasiun Pasirian, Pasirian, Lumajang

Km Lintas    : 35+946

Link Lokasi    8°12'49.9"S 113°06'56.4"E (https://goo.gl/maps/imF4uUW8kERSCHcb9)

Data Eks Halte Condro

Kode            : 5807 / CDO

Alamat         : Dsn Kebonan, Ds Condro, Pasirian, Lumajang

Km Lintas    : -

Link Lokasi    8°13'29.6"S 113°07'52.0"E (https://goo.gl/maps/dCNvpQzBNm8pJZpY7)

Data Stasiun Mudjur

Kode            : 5806 / MJR

Alamat         : Dsn Mujur, Ds Lempeni, Tempeh, Lumajang

Km Lintas    : 30+347

Link Lokasi    8°13'09.8"S 113°09'27.9"E (https://goo.gl/maps/dCNvpQzBNm8pJZpY7)


No comments:

Post a Comment

Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih