Friday 10 June 2022

Mojokerto Preservasi: IRPS Surabaya Menilik Objek Sejarah di Stasiun Mojokerto

Mojokerto sebagai kota yang terkenal akan sejarahnya yang diyakini sebagai daerah pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, memiliki beragam situs warisan masa lalu, seperti banyaknya candi-candi peninggalan era Majapahit, dan juga situs peninggalan era kolonial Belanda, atau Netherlan-Indische. Di lingkungan kereta api, tentunya di stasiun Mojokerto, banyak juga objek sejarah prasarana kereta api yang masih ada hingga hari ini, meski sudah tidak digunakan lagi, salah satunya adalah corong air untuk lokomotif uap.

Sekilas sejarah, stasiun besar Mojokerto ini pada masanya merupakan salah satu stasiun penting dalam perkembangan transportasi berbasis jalan rel, dimana pada era sebelum kemerdekaan Indonesia stasiun Mojokerto pernah menjadi titik temu 3 perusahaan kereta api Hindia-Belanda, yaitu Staatspoorwegen (SS) sebagai perusahaan kereta api 'negeri' milik pemerintah kolonial Netherlan-Indische, Oostjava Stoomtram Maatchappijj (OJS), perusahaan kereta api swasta dengan lintas Mojokerto-Ngoro bersambung dg jalur kereta trem milik KSM, dan Modjokerto Stoomtram Maatschappijj (MSM). Begitulah perkiraan riwayat ringkas yang saya ketahui tentang jaringan jalur KA di kota Mojokerto itu.

Stasiun Mojokerto dalam statusnya sebagai stasiun besar, di dalam emplasemen stasiun Mojokerto dilengkapi dengan fasilitas dipo lokomotif, turntable, watertoren set, dan jembatan timbangan untuk angkutan barang. Hampir keseluruhan masih bersisa, kecuali dipo lokomotif dan jembatan timbang yang telah tiada sejak proyek pembangunan jalur ganda. Di sisi barat-daya stasiun terdapat 1 unit sisa turntable besar yang kondisinya sudah tidak lengkap. Didekatnya terdapat menara tangki, belum diketahui dengan pasti apakah isi air atau minyak bahan bakar. Terdapat pula 2 unit corong air untuk mengisi air loko uap, sebuah di dekat menara tangki dan turntable, sebuah lagi berada di dekat jalur 1. Menurut info yang saya dapatkan, kedua corong air itu bukan asli berada ditempatnya. Cukup logis memang karena kedua corong air tersebut sama-sama memiliki jangkauan pipa yang cukup jauh ke badan lokomotif. Informasinya, corong air yang berada di jalur 1 itu adalah pindahan letaknya dari sisi timur emplasemen, sedangkan corong air di dekat menara tangki hanya pindahan yang tidak terlalu jauh di area barat peron stasiun. 

Di sebelah timur stasiun dekat kantor resort jalan rel, terdapat menara watertoren dengan dimensi sangat besar. Terdiri dari 3 segmen bangunan dan 3 bagian tangki air. Di atasnya tangki air tertutupi dengan struktur atap genting yang masih cukup lengkap dengan gentingnya. Banyak struktur watertoren di stasiun lain juga memiliki atap genting di atasnya, tidak hanyak di stasiun Mojokerto saja, misalkan seperti di stasiun Tulungagung pun eks watertorennya juga memiliki struktur atap genting di atasnya, yang menutupi tangki penampung air berbahan besi. Yang unik dari watertoren stasiun Mojokerto ini, saya dapat informasi kabarnya tingkat ke-2 menara watertoren ini dulunya adalah ruang kendali peralatan persinyalan (sign house). Jadi watertoren ini memiliki dwi fungsi sebagai menara penampung air dan rumah sinyal juga.

Tahun ini IRPS Surabaya memiliki beberapa program pelestarian, dan di stasiun Mojokerto ini adalah project terbesar dari sekian objek yang direncanakan. Saya sebagai salah satu anggota aktif di IRPS Surabaya sangat menyambut rencana pelestarian ini, dan siap mendukung suksesnya pelestarian objek-objek bersejarah perkeretaapian Indonesia, termasuk program di stasiun Mojokerto.

Kontributor: SepureUcupPJL64 dan RizkyNurAdrianto













No comments:

Post a Comment

Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih