Bagaikan mendapatkan rambutan manis yang runtuh dari pohon, setelah menanti lama akhirnya tiba lah masa panen yang dinanti-nantikan. Satu lintas jalur cabang non aktif yang dibangun pada medio tahun 1915an dan ditutup 1934an, jalur kereta api yang bila saja masih aktif hingga sekarang berlokasi hampir berada di sepanjang jalan Tulungagung-Campurdarat-Durenan-Trenggalek hingga kecamatan Tugu, menghubungkan Tulungagung Kota Rambak dan Trenggalek Kota Keripik Tempe tak lama lagi akan segera dibuka kembali. Jalur kereta api yang dahulu menyusuri daerah penuh rawa-rawa di Tulungagung (dahulu Kabupaten Tulungagung bernama Kadipaten Ngrowo atau Ngrawa, karena geografisnya berrawa-rawa dan sering terjadi banjir sebelum akhirnya Jepang membangun Terowongan PLTA Niama) menuju daerah selatan dan ke barat menuju Trenggalek akan segera dihidupkan kembali.
Menurut narasumber yang sangat kredibel, rencana reaktifasi telah disepakati bersama oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Trenggalek dengan PT KAI Daop 7 Madiun dan proses administratif rencana reaktifasi jalur Tulungagung-Trenggalek-Tugu telah memasuki tahap pendataan aset yang akan digunakan. Untuk rute yang akan dibangun jalur KA nanti, untuk saat ini tetap menggunakan rute yang sudah ada sejak awal, yaitu dari kota Kabupaten Tulungagung, ke selatan hingga Campurdarat, ke barat hingga kecamatan Bandung kembali ke arah utara dan ke barat lagi hingga Trenggalek dan kecamatan Tugu. Artinya mungkin nanti akan ada banyak sekali bangunan warga yang akan direlokasi, termasuk pasar, sekolahan, jalan kampung/desa akses warga dan mungkin kantor polisi di Boyolangu juga akan direlokasi. Hehe... Beberapa waktu yang lalu, narasumber telah secara langsung menelusuri jalur mati dari stasiun Tulungagung, Campurdarat hingga ke Durenan, Trenggalek. Saya ikut langsung mendampingi beliau kesana, sedangkan dari Durenan hingga Trenggalek dan Tugu sang narasumber menelusuri sendiri bersama rekan sejawatnya, berbekal laporan penelusuran jalur mati Tulungagung-Trenggalek-Tugu yang pernah saya publish dalam blog saya.
Program reaktifasi jalur Tulungagung-Trenggalek merupakan salah satu dari program pembangunan infrastruktur pemerintah, dimana satu dari sekian rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur perhubungan adalah merevitalisasi jalur KA non aktif. Reaktifasi jalur Tulungagung-Trenggalek ini juga dalam rangka sebagai salah satu akses transportasi pendukung menuju bandara baru yang juga direncanakan akan dibangun di Kabupaten Trenggalek.
Pada akhirnya nanti, masyarakat Tulungagung dan Trenggalek akan memiliki beberapa pilihan transportasi umum baru yang dapat digunakan untuk bepergian, dan masyarakat akan mengetahui bahwasanya dahulu benar-benar ada jalur kereta api dari Tulungagung ke Trenggalek.
Wah ada dokumentasi pas penelusuran sama dishub gak mas?
ReplyDeleteada sih, tapi lupa dimana fotonya.. gak banyak.. tapi yang saya sampaikan insya Allah faktual
DeleteSemoga cepat terealisasi.. Aamiin
ReplyDeleteSaya juga railfans bung.. hehe
semoga saja.. Namun menilik informasi proyek bandaranya pindah ke kediri, kemungkinan besar batal diteruskan. hanya pendapat saya saja.
Deleteberarti hotel victoria crown itu akan di bongkar ya karena kalau tak salah jalurnya saya baca di blog melewati persis hotel itu.sebenarnya saya punya saran sih,mungkin pt kai bisa di pertimbangkan,tapi itu semua tergantung sama pt kainya selaku pewacana reaktivasi jalur rel tsb, syukur kalo mereka mau menanggapi ide yang saya kasih.saran saya mungkin percabangangannya ke treggaleknya di pindahin di stasiun sumbergempol yang jaraknya cuma kurang lebih 6km an ketimur dari stasiun tulungagung. kenapa merunut saya di buat ke sana percabangannya, karena menurut saya kalo di tulungagung tepatnya di boyolangu bekas lintasan relnya di apit jalan dan bangunan maksunya berada persis mlipir di pinggir jalanraya boyolangu campurdarat dan disampingnya ada bangunan entah itu perumahan,petokoan,tempat usaha,sekolah,masjid,ataupun gedung pemerintahan dimana akan berbahaya sekali jika di relnya di taruh di situ karena akan mengancam keselamatan pengendara maupun penduduk sekitar situ.dan juga di daerah sekitar stasiun sumbergempol tak terlalu padat penduduk dan kebanyakan sawah yang berbanding terbalik dengan di tulungagung kota yang tanah bekas relnya di kawasan padat penduduk lalu di pinggir jalan raya pula,jadi nanti cuma harus gusur beberapa rumah saja dan gusur sedikit tanah sawah saja. nanti percabangannya di buat di sebelah timur stasiun sumbergempol di samsung ke sebelah selatan daerah boyolangu tsb lalu selepas itu pake bekas jalur eksisting saja.itu sih saran saya,mungkin menurut kalian kurang efektif secara waktu ya jika orang dari selatan seperti campurdarat bandung maupun sekitarnya naik ka ke tulungagung harus puter dulu ke sumbergempol,tapi jika ingin membuat jalur rel yang menghindari kawasan padat penduduk maupun pinggir jalan raya mungkin daerah sumbergempol itu bisa menjadi solusinya.itu saja saran dari saya,sekian dan terima kasih.
ReplyDeletesebenarnya eks jalur tidak benar2 membelah lahan hotel crown victoria, justru jalan kampung yg ada di sebelah timurnya itulah eks jalur KA nya.
DeleteYa tidak jalur eks kereta api itu bkn jalan kampungnya tp masuk hotek crown sebelah timur
ReplyDeletejalan kampungnya dulu merupakan jalur KA, untuk ruas stasiun sampai perempatan dekat hotel crown. kalo yg jalan gang setelah perempatan itu mgkin eks relnya tidak tepat di badan jalan, tapi kalau saja status lahannya masih milik KAI, tentu jalan gang itu juga milik KAI dan seandainya diambil KAI, jalan itu tentu akan hilang/bangunan sebelah jalan yg akan hilang
DeleteOo begitu.saya salah sangka ternyata, mungkin karena saya kurang teliti lagi baca blognya atau justru penulis blog yang saya baca salah tulis informasi tentangvrel di sekitar rel crown victoria.berarti nanti jika reaktivasi masih gunain jalur lama pt kai bakal keluar uang banyak nih untuk mengembalikan lahanya dengan status pembelian buat bayar pemilik tanah bekas rel yang sekarang karena statusnya sudah bukan milik kai lagi kan.
Deletetentu akan keluar banyak modal pihak yg berkepentingan untuk membuka lahan prasarananya, yaitu ditjenka, bila lahannya memang sudah bukan milik KAI lagi. tapi setidaknya mengurangi anggaran study trase railbaan bila akan direalisasikan, sebab rutenya sudah ada
DeleteKapan realisasinya.kena gusur rupanye hehehe
ReplyDeleteMungkin masih lama kali.karena proyek reaktivasi rel di indo itu banyak bukan cuma ta tugu aja.
Deleteiya, masih lama dan peluangnya sangat kecil. menurut rencana pengembangan KA yg sudah dibuat sejak 2008an sih jalur ini masuk dalam sorotan rencana untuk direaktifasi, namun kalo kata orang awam, rencana tersebut masih sebatas "wacana"
DeleteSaya harap nanti jangan hanya reaktivasi ta tugu aja tapi sekalian bebarengan dengan proyek reaktivasi tsb dibangun pula jalur tembusan ke arah ponorogo yang katanya belanda dulu juga pingin bangun jalur tsb tapi entah kenapa gagal tak terlaksana. Jalurnya di buat dari stasiun eksisting tugu kemudian harus buat terowongan yang sangat amat panjang sebelum bendungan tugu untuk nembus pegunungan perbatasan ponorogo trenggalek.andai jika dataran lembah di proyek tsb tak di buat bendungan mungkin bisa buat jalur tsb mskpun masih harus buat trowongan juga tapi tak terlalu panjang amat.nanti buat persambungan jalurnya terserah. Bisa buat stasiun percabangannya terserah di mana .boleh di slahung,balong,ataupun di jetis.lumayan nanti bisa jadi transportasi alternatif bagi orang malang blitar tulungagung trenggalek yang ingin ke ponorogo atau sebaliknya.dan jalur ini pun status bisa jadi jalur lintas selatan kereta api pulau jawa jika nanti juga di bangun jalur tembusan ka lumajang-malang,slahung-baturetno di padu dengan jalur yang telah ada dari malang-tulungagung.
ReplyDeletekalau melihat peta lama jaman belanda, sebenarnya mereka ingin membangun jalur rute Ponorogo-Trenggalek, itu sudah terbukti dengan pernah hadirnya jalur Trenggalek-Tugu juga Ponorogo-Slahung. tapi topografi perbukitan trenggalek-ponorogo yang curam, pasti akan membutuhkan banyak sekali anggaran pembuatan trase/trowongan.
DeleteBukan hanya menyambungkan trenggalek ponoroga aja rencana belanda.mereka mungkin juga ingin nyambungin antara malang lumajang lalu bandung cirebon via tanjungsari dan masih banyak lagi
Deletebetul. dari "ramalan jayabaya" pun sepertinya mengarah ke moda rel yang mengelilingi pulau jawa, tapi ternyata spertinya meleset, karna pemerintah saat ini justru menghabiskan lahan hutan dan lahan produktif buat jadi jalan tol.
DeleteIya sih butuh banyak dana.Tapi pemerintahan yang sekarang aja jor joran dalam membangun infrastruktur hingga harus nyari utang segala.solusinya mungkin jika ingin melanjutkan rencana belanda yang gagal ini harus cari investor biar bebanya ndak terlalu memberatkan apbn.bisa dikombinasiin atau malah lebih baik dana dari investor semuanya.
ReplyDeletesaya sependapat,memang ironi sekali, hutang membengkak untuk infrastruktur transportasi yang tidak semua orang dapat menikmati, jalan tol, selain mobil dan kendaraan minimal roda 4 lainnya, bisa kah lewat jalan tol? nggak bisa. katanya untuk rakyat? rakyat yang mana?
DeleteLek samean gak duwe montor, pengen liwat tol,numpako Bus, Mas. Eh, paling yo saiki 2022 samean wes kerep lewat tol. Ndahneo gak tau blas. Rakyat yang mana jere. Lha rel KA sing iso liwat mek KA tok, Mas,samean rakyar numpak pedah yo gak oleh lewat, kudu numpak sepur sik. Semoga 2022 saiki samean wes tambah pinter.
DeleteKira2 mulai kapan om pembangunan jalur ka tulungagung Trenggalek terlaksana? Sampai saat ini masih belum ada tanda2 reaktivasi
ReplyDeletesayang sekali, wacana reaktifasinya sudah hangus seiring rencana pembangunan bandaranya tidak jadi di trenggalek, pindah di kediri, selain itu, pak bupatinya juga ganti terkait pencalonannya menjadi wagub jatim waktu itu
DeleteAku juga nungguiiin nih mas he he... Setelah sekian lama baru bulan desember 2019 ini ada jalur baru dari Purwakarta Jawa Barat ke Tulungagung. Tiap mudik aku ambil. Jalur cikampek / bandung Tulungagung. Trus dijemput menuju Karangsoko Trenggalek
ReplyDeletetidak jadi om, wacana reaktifasinya sirna karena rencana pembangunan bandaranya tidak jadi di trenggalek, pindah di kediri, selain itu, pak bupatinya juga ganti terkait pencalonannya menjadi wagub jatim waktu itu
Deletesmoga az g jadi.ntar rumahku kena gusur.
DeleteIzin menanggapi mas. Ini saya dpt kabar dari temen" di grup Tulungagung, katanya PT. KAI sudah pasang patok (buat pendataan) di sekitar Bago (Stasiun TA ke selatan/jalur lama). Gk tau hanya sebatas pendataan saja atau nanti bakal reaktivasi rel. Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari PT. KAI 😁
ReplyDeletePT KAI Persero tahun ini menginvestarisasi sekaligus memasang patok di asetnya yaitu jalur kereta Tulungagung-Trenggalek daop 7. entah mau direaktivasi/ tidak tapi semoga saja iya, karena melihat Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo ini memiliki kapasitas kendaraan yang cukup ramai serta pariwisata panselanya yang sangat berpotensial
DeleteSy juga dengar2..yg utara htl crown sdh didatangi pertugas KAI gitu infonya. Trus yg k selatan lewati bnyak rumah gmn? Cntoh d pasar campur itu warga sdh punya sertifikat hak milik ..apa nantinya kl jd hrs ganti rugi??
ReplyDeleteMenurut paman saya yang tinggal di beji, tetangganya yang menempati tanah eks jalur ka Tulungagung - Trenggalek bertahap sudah dilakukan pendataan & mendapat surat dari KAI. Semoga saja jalur ini bisa aktif lagi. Mengingat peminat ka jalur ini aktif lagi sepertinya banyak.
DeleteOh iya itu Reaktivasi nya kapan ya aku jadi penasaran??..
ReplyDelete