Friday 24 February 2023

GEMAFEST Bondowoso 2022: 75 Tahun Tragedi Pilu Gerbong Maut


Sebuah gerbong barang bertengger ditengah kota dengan patung diorama peperangan menjadi monumen khas dari pusat kota kabupaten Bondowoso,. Meski hanya sebuah replika dari gerbong barang dua gandar yang pernah digunakan pada era Staatspoorwegen dan PJKA -setelah kemerdekaan Indonesia-, monumen tersebut menjadi penanda bagi masyarakat bahwa pada masa lalu, tepatnya 23 November 1947 telah terjadi peristiwa memilukan yang menimpa para pejuang kemerdekaan Indonesia di Bondowoso dalam perjalanan kereta api, yang setelah masa tersebut dikenal sebagai Tragedi Gerbong Maut..

75 tahun telah berlalu, untuk memperingati tragedi tersebut, PT KAI Heritage atau divisi pelestarian sejarahnya bekerja sama dengan komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan Komunitas Railfans Daop 9 (KRD9) serta dengan pemerintah kabupaten Bondowoso kembali menggelar acara Gerbong Maut Festival. Acara yang berpusat di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso ini selain sebagai festival peringatan peristiwa bersejarah tersebut, juga berfungsi sebagai media informasi edukasi kepada masyarakat sekitar kota Bondowoso tentang peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tersebut, juga menjadi  sarana promosi pembukaan kembali Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso. Event festival peringatan tragedi gerbong maut Bondowoso ini sebenarnya menjadi agenda rutin tahun di kota Bondowoso, namun beberapa tahun sebelum jarang diselenggarakan, terlebih karena pandemi covid yang memaksa segala event yang melibatkan banyak warga jadi ditiadakan. Baru menjelang akhir tahun 2022, kondisi pandemi sudah jauh lebih baik sehingga banyak event mulai diselenggarakan kembali. Rangkaian acara yang dijadwalkan berlangsung 23-24 November 2022 menghadirkan beragam kegiatan. Seperti apa keseruannya?

Seperti flyer acara Gemfest yang dipublikasikan, Gemafest diadakan selama 2 hari. Namun aku hanya bisa hadir di acara hari pertama tanggal 23. Rangkaian acara dimulai dengan napak tilas pemindahan tahanan perang pejuang oleh tentara Belanda yang start dari Lapas kelas 2 kota Bondowoso, tepatnya di dekat alun-alun kota, menuju stasiun Bondowoso dengan berjalan kaki. Aku dan teman-teman sudah menanti di alun-alun sembari sarapan pagi. Ketika acara dimulai, aku mengikuti peserta dan panitia gerak jalan napak tilas, jalan kaki sejauh kurang lebih 2 km. Sepanjang perjalanan, peserta napak tilas yang terdiri dari pilihan siswa SMP dan SMA berdandan ala tentara pejuang, tentara Belanda untuk siswa laki-laki dan berdandan kebaya hitam-hitam untuk siswa perempuan, menampilkan drama teatrikal pertempuran tentara pejuang melawan tentara Belanda. Peserta perempuan juga menampilkan akting histeris melambangkan kondisi dan keprihatinan masyarakat kota Bondowoso ketika peristiwa sebenarnya terjadi pada masa lalu. Drama teatrikal ditampilkan sebanyak tiga sesi, sehingga menambah keriuhan di tengah hiruk-pikuk lalu lintas dan aktifitas pagi di tengah kota Bondowoso. Aku sangat kagum dengan penampilan mereka, meski mereka masih remaja dan mungkin ini kali pertama mereka melakukan pementasan, namun aksi peran mereka cukup totalitas. Perjalanan napak tilas diakhiri dengan sekali teatrikal di depan Museum kereta api Stasiun Bondowoso, kemudian seluruh peserta masuk ke dalam museum untuk acara selanjutnya, yaitu re-opening museum kereta api stasiun Bondowoso. 

Sebelum hari itu, aku pribadi pernah mengunjungi stasiun Bondowoso sebanyak dua kali. Kala itu ketika aku dan teman-teman IRPS Surabaya bikin private event joyride Lori Wisata Kalibaru, menyempatkan waktu ke Bondowoso, dan beberapa tahun kemudian aku sendiri pergi kesana ketika touring motor sembari blusukan pertama jalur Pasirian-Lumajang-Jember dan Kalisat-Bondowoso pada September 2020. Namun sayang sekali waktu touring sendirian itu, aku tidak masuk ke museum karena sedang tutup dan tengah hujan deras. Aku masih ingat, museum yang menyimpan benda-benda untuk operasional prasarana kereta api masa lalu, ketika jalur Kalisat-Bondowoso-Situbondo-Panarukan itu masih beroperasi, benda-benda koleksi masih ditata menyebar di dalam kabin stasiun. Aku pikir, acara re-opening museum ini guna mengenalkan kembali museum yang telah direnovasi sehingga lebih menarik  ke masyarakat, bahwa di kota Bondowoso juga ada museum kereta api. Karena selain koleksi atribut lama operasional stasiun yang telah ditata ulang, museum juga dilengkapi dengan sarana gerbong barang tipe GR asli yang berdiri di atas jalur 1 stasiun. 

No comments:

Post a Comment

Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih