Wednesday 9 May 2018

Trip to Ambarawa part 1: Surabaya Trans


How a nice day! Setelah sekian lama, akhirnya hari ini, Rabu 9 Mei 2018, perjalanan yg saya inginkan akhirnya dimulai. Sudah sejak lama aku memimpikan mengunjungi museum KA pertama di Indonesia, museum KA Ambarawa. Mungkin bagi sebagian orang akan mengatakan, "walaa ke Ambarawa aja loh..kan gampang to? Deket aja dari Semarang", iya sih gampang, tapi waktu dan anggarannya nggak pernah sinkron. Apalagi setelah bekerja, meskipun faktor anggaran mulai lebih teratasi namun faktor waktu semakin sempit, sulit mencari waktu luang untuk bepergian jauh. Hari ini sebenarnya bukan hari libur, yang hari libur masih besok Kamis, 10 Mei 2018 yg tanggal merah. Tapi hari ini saya sedikit memaksa untuk libur 'legal', mengganti waktu lembur kerja yang saya dapat di akhir bulan kemarin untuk minggu tutup honor setoran pengajaran. Kalau dihitung-hitung sih agak banyak dapatnya, 18 jam kerja, sama dengan 2 hari kerja, lebih 2 jam. Hehehe! 😂


Perjalanan hari ini saya mengambil rute Tulungagung-Surabaya naik Dhoho 411 (jam pertama) sampai ke stasiun Surabaya kota. Eh beneran boleh sampai Surabaya kota nggak ya? Hehehe.. Saking lamanya nggak naik KA turun di Surabaya kota! Selanjutnya pindah ke stasiun Surabaya Pasarturi untuk berganti dg KA Ambarawa Ekspress. Kok jauh banget naiknya? Kan bisa tuh naik Brantas langsung ke Semarang Tawang?? Iya sih bisa, awalnya mau begitu, tapi karena Brantas nyampe Semarangnya jam 9 malam, kan sayang tuh penginapan (saya sudah booking lunas penginapan low cost di Semarang), apalagi check in maksimal jam 9, nggak benefit banget! Alternatifnya pengen nyoba naik Pasundan, tapi dari Solo ke Semarangnya nggak ada KA opernya, sedangkan KA Kalijaga berangkat dari Solo terlalu pagi.. Alternatif pertama ya naik Maharani yang paling murah, tapi itu juga kepagian, jam 6 tepat berangkat Surabaya, mau naik bis dulu dari Tulungagung juga kediniharian, makanya pilihan jatuh ke Ambarawa Ekspress. Agak abis banyak sih saya, tapi insya Allah masih efisien kok, nggak boros-boros amat. Loh kan ada sewa penginapan? Alhamdulillah, penginapannya sudah dibayarin mbah Google buat nginep lewat Airy Rooms, aman deh.. hehehe.. Sebenernya nggak 100% gratis sih, nambah dikit cuma 23ribu aja, dan mungkin nanti bisa nambah 50-100an lagi, karna pulang dari Semarang, KA pulangnya tanggal 11 Mei jam 00.10an, sedangkan waktu check out standarnya jam 12 siang, nanti akan saya nego resepsionisnya karna mgkin nanti ada solusi murah. Kalo nggak bisa ya sudah saya beredar aja keliling Semarang. Hehe..

Perjalanan part 1 ini itung-itung sekalian hunting-hunting kecil selama perjalanan Dhoho hingga Surabaya dan Ambarawa Ekspress dari Surabaya Pasar Turi hingga Semarang Tawang. Refreshing apa relfen jomblo lah.. Hahahaha! 😂 Di stasiun Kertosono, Dhoho saya bersilang dengan Kahuripan 182 dan KLB dresin rombongan inspeksi Daop 7. Saat itu lori dresinnya sedang timing di jalur 1, mungkin rombongan sedang pergi makan pagi, tapi tak lama sebelum Dhoho 419 tiba, rombongan sudah berbaris dan apel singkat sebelum berangkat lagi. Ternyata KLB berangkat menuju Blitar. Waah lin KTS-BL momen nih! Ketambahan momen lagi, saat Dhoho 419 memasuki emplasemen Kertosono, terdengar S35 CC206, oh ternyata Dhoho pake CC206 nomor 50! Ciamiik banget!! Dobel moment nih... 😁😁

Perjalanan tiba tepat waktu, saya turun di stasiun Gubeng Lama. Niat hati sih ingin sambung sama KRD SidoBoj ke stasiun Pasar Turi, keluar stasiun saya langsung balik ke ruang tunggu stasiun, lihat-lihat jadwal KA lokal yang ada dekat loket. Eh ternyata masih sempat nih, jadwalnya.. Iseng tanya ke loket pemesanan masih sempat atau masih ada tidak karcisnya buat oper ke stasiun Pasar Turi. Katanya sih ada, tapi disarankan ke loket go show. Duuh, lihat antriannya yg mengular begitu langsung saya putuskan nyari gojek. Tak beda jauh kok. Setibanya di stasiun Pasar Turi mampir dulu ke salah satu minimarket dekat masjid, belanja sedikit bekal juga popmi, karna tadi belum sarapan, hehehe. Saat asyiknya makan, terdengar  suara nyaring klakson lok uap. Eh ternyata monumen lok uap satu-satunya sisa trem uap Surabaya berbunyi, lengkap dengan kedipan lampu dan suara desisan piston uap, meskipun semua suara itu bersumber dari rekaman yang keluar dari speaker di dalam lokonya. Sebelumnya pernah diberitahu teman soal keunikan monumen itu, tapi tidak pernah sempat saya tahu langsung. Baru kali ini saya mengetahuinya! Pindah ke ruang tunggu dalam stasiun, kini ruang tunggunya jadi murni ruang tunggu serta pintu boarding pass, untuk loketnya stasiun Pasar Turi sudah berpindah ke sebelah selatan pintu masuk. Pukul 12.23, KA Ambarawa Ekspress dari Semarang tiba di Pasar Turi, saya bersama calon penumpang lainnya berbaris menunggu waktu boarding pass dibuka. Saya kira Ambarawa Ekspress ini rangkaiannya sudah tersedia di emplasemen, ternyata dia baru datang langsung dari Semarang. 😁 

Memasuki rangkaian Ambarawa Ekspress, KA ini menggunakan rangkaian K3 2016. Kereta ekonomi desain baru yang pada mulanya diluncurkannya digadang-gadang sebagai pengganti rangkaian Mutiara Selatan yang semula full bisnis menjadi full ekonomi non subsidi. Namun minggu-minggu pertama penggunaan K3 2016 ini di KA Mutiara Selatan sungguh diluar dugaan, banyak kesan negatif yang muncul dari penumpang KA Mutiara Selatan yang menilai bangkunya sangat sempit. Jarak ruang kakinya sempit, lebih kencang lagi kesan negatifnya yang muncul dari penumpang yang berpostur tubuh tinggi dimana kakinya juga panjang, pasti terasa semakin sempit. Di Ambarawa Ekspress ini saya duduk di kereta 1, dengan nomor sarana K3 016 63. Sebenarnya saya pernah naik KA dengan K3 16, memang kesannya agak sempit, di bagian ruang kaki. Dari pihak KAI sendiri mengatakan akan ada perbaikan, namun ternyata sampai sekarang masih sama.

Selama perjalanan, KA Ambarawa berhenti di beberapa stasiun kelas 1 dan kelas 2, beberapa kali juga bersilang dengan KA barang dan penumpang di lintas. Pada saat berhenti di stsdiun Randublatung, mesin pembangkit sempat mati membuat seluruh rangkaian mati listriknya.  Namun tak sampai satu petak jalan, listrik kembali menyala lagi. Dengan ditarik loko CC20606 dipo lok SMC, perjalanan Ambarawa Ekspres sangat menyenangkan karena tarikan lokonya sangat smooth, minim hentakan. Sampai akhirnya pukul 17.25an, perjalanan tiba di stasiun Semarang Tawang. Sebenarnya lebih dekat ke penginapan dari stasiun Poncol, tapi sudah kepalang turun, jadi saya keluar stasiun deh, sambil liatin betapa macetnya lalin kota Semarang. Hehe. Buka peta Google, nyari alamat penginapannya, eh ternyata jauh juga ya, sampai 2,5 km dari stasiun Tawang! Akhirnya nggojek deh. Beruntung tak jauh di depan pounder stasiun Tawang, nampak sekumpulan gojek dan grab lagi ngumpul, jadi cepat dapet drivernya.. hehe.. Sampai lah saya di penginapan/hotel. Penginapan sederhana yg ada di jalan Wotgandul Dalam 1A ini adalah partner Airy Rooms, tempatnya sederhana, nyaman, bersih, rapi, dan dengan harga yang murah dapat fasilitas snack, TV, AC, dan shower dengan air hangat (cenderung panas sih, hehehe). Lumayan banget! Sudah ah, laper, nyari tempat makan yg murah dekat penginapan dan bersambung hari esok. (ew/ri)

KLB inspeksi Daop 7

Tiba di Surabaya gubeng

Ambarawa Ekspress

Stasiun Randublatung

Interior Ekonomi 2016 nomor 63
Senja dari emplasemen Brumbung

Ambarawa Ekspres

Hotel Airy Rooms

Interior penginapan


No comments:

Post a Comment

Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih