Setiap tahun setidaknya ada 6 hari terakhir jadi salah satu musim liburan rakyat, berbagai tujuan dan tema liburan dijajaki setiap kalangan di Indonesia ini. Jalanan tak pandang bentuk, mau jalanan umum maupun jalan tol, macet dimana-mana. Pesawat juga tiket terjual habis, apalagi moda kereta api. Sudah menjadi rahasia umum kalau moda sejuta umat ini pasti menjadi favorit semua orang kala bepergian, tatkala musim libur tiba pasti karcis kereta habis dalam hitungan hari, bahkan hanya hitungan jam saja! Kalau sudah habis? Ada KA tambahan, kalau masih kurang? Pelanggan rela menyewa kereta tambahan yang akan digabungkan dalam rangkaian KA sesuai rute yang ada, kereta konvensional oke, mau kereta wisata? Jooss! Dan dalam seminggu menjelang tahun baru, kawis-nya laris manis... Semua kawis melenggang di seantero Pulau jawa.
|
KA 446 buntut istimewa |
Tak terkecuali sang legenda kawis, Nusantara. Menurut informasi yang saya peroleh, tanggal 30 Desember sang kawis di-LD-kan dengan KA 467 Tumapel menuju Malang, karena si kawis sudah disewa untuk tanggal 1 Januari dengan mengikut KA 41 Gajayana. Yap, LD (Luar Dinas a.k.a dititipin) KA Tumapel, itu momen banget! KA Lokal ekonomi subsidi diselipkan kawis legenda yang berjuluk "kawis kepresidenan" dan konon hanya dipakai untuk presiden Indonesia saat kunjungan dinas. Tadinya saya sudah ikhlas, tak ingin mengejar momen tersebut karena saya pulang kampung dan saya tidak punya kamera digital lagi yang mumpuni untuk
hunting malam, tapi sebuah keajaiban menghampiri saya ditengah puncak kegalauan saya yang sedang patah hati (hikss..). Sebuah pesan BBM dari kawan di Surabaya menyampaikan, "Mas, dimana sekarang? Nusantara ikut di KA 453!" Saya yang tidak terlalu hafal nomor KA Dhoho maupun Penataran gapeka 2015, saya tanyakan, "Dhoho? Loh, kan ditempel di Tumapel?", dia jawab, "Dhoho, mas, puter Blitar dulu." Bukan main senang saya, yang tadinya ngantuk siang-siang langsung ngejoss aja mata saya! Menjelang kedatangan KA 453 atau 446 di rute Kertosono-Blitar, saya bergegas ke stasiun. Sesampainya saya, sialnya ada anjing gede milik warga yang tinggal di tanah KAI dekat sinyal keluar stasiun Tulungagung yang terus menyalak-nyalak dan mendekat ke saya, takut nih!! Bukan takut karna dia 'hewan', tapi karena hewan yang itu sumber utama penyakit rabies dan NAJISnya itu loh, dicuci pake sabun saja sampe 7x gak bakalan ilang kalo gak pake pasir!
|
KA 41 dengan Toraja (Luar Dinas) |
Sesaat saya usir itu anjing, KA 446 pun datang dimasukkan ke jalur 2 karena hendak bersilang dengan KA 41, dan dari kejauhan, sang kawis Nusantara terlihat terpasang di paling belakang setelah gerbong B. Mantap nih, meskipun agak kecewa prematur karena berharap dipasang di belakang lokomotif sehingga dapat terekspos jelas. Fotonya gak ada nih, galau mau nyepot dimana, mau mendekat KA takut kena kejar PKD, dobel masalah kan?? Kalo badan menghadap ke stasiun, dari depan berhadapan dengan PKD, dari belakang berhadapan dengan anjing gila yang mengira area semi terbuka bebas itu adalah wilayahnya! Yaa dengan sisa waktu yang cukup singkat, saya bergegas ke spot lebar "teritori" saya! Sesampai di sana, KA 41 sudah melampaui sinyal muka SBL pihak TA! Damn, langsung aktifin kamera hape dengan setingan seadanya! Saya lupa kalau hari itu KA 41 ditambahkan kawis Toraja yang juga LD-nya, jadi saya setengah kaget juga, ini momen banget di Tulungagung, 2 kawis yang termasuk dalam "trio legenda kawis" bertemu di stasiun Tulungagung!
|
KA 446 dengan Nusantara, meninggalkan Sumbergempol |
Beberapa menit kemudian, KA 446 mendekat. Dan...
unbelieveable, kawis Nusantara tersambung dengan posisi balkon (sisi kereta yang tidak ada pintu antar sambungan kereta) menghadap belakang! Pemandangan sempurna KA yang belum pernah saya saksikan sendiri! Sesaat melintas, saya kejar ke stasiun Sumbergempol. Tapi sayangnya, sampai disana S35 sudah bergaung. Telat beberapa detik akibat tersendat antrian mobil yang jalan lambat.
No comments:
Post a Comment
Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih