Thursday, 1 May 2014

Blusukan Jalur Mati Sumari-Gresik-Indro

Ketika itu DT belum sampe Cerme
Truk uruk railbaan DT

Hari itu adalah Kamis, 6 Juli 2013. Saya sudah punya janji bersama mas Dika dan mas Rizky untuk berangkat blusukan jalur mati di luar kota. Blusukan ini adalah blusukan jalur mati ketiga bagi saya, namun blusukan jalur mati pertama bersama teman-teman saya. Kali ini objek jalur matinya adalah jalur mati jurusan kota "seribu industri", Gresik. Blusukan ini diprakarsai oleh mas Rizky yang menerangkan bahwa dulu di daerah Duduk Sampeyan, Gresik, dulu ada stasiun percabangan jurusan Gresik, tapi sayangnya stasiunnya sudah tidak ada lagi.
Menurut cerita, pipa besar yang ditengarai milik Petrokimia Gresik yang membentang di sebelah utara jalan rel di lintas antara Cerme sampai Bojonegoro (sampai mana ya, lupa saya.. kurang lebihnya sampai Bojonegoro, hehe...) menjulur disepanjang railbaan jalur mati Sumari-Gresik.

Railbaan ke Gresik dan pipa milik Petro
Eks emplasemen Sumari
Lahan eks gedung Stasiun Sumari

Pagi hari, saya janjian sama mas Rizky berangkat bersama-sama ke rumah mas Dika yang berada di 'pesisir' Kabupaten Gresik. Rencananya kami berangkat hanya bertiga saja. Setibanya di rumah mas Dika, ternyata "macannya" mas Dika sedang TSO alias Tidak Siap Operasi, akhirnya kami berangkat dengan menggunakan motorku dan maticnya mas Rizky. Kami berangkat melewati rute yang melintas dekat stasiun Cerme.

Dari stasiun Cerme, kami bergerak menuju arah Gresik, tapi hanya sampai Terminal Bunder dan kami berbelok menuju ke arah barat di jalan raya Duduk Sampeyan. Berbekal screenshoot peta google yang dimiliki mas Rizky, dan pengamatan saya di wikimapia.org semalam sebelumnya, titik pertama yang paling mudah dijangkau adalah SPBU pertama dari Terminal Bunder arah Lamongan yang berada di kiri utara jalan. Kami berhenti disana dan melihat-lihat lokasi sekitar SPBU. Disana kami menemukan plang aset PT KAI yang berada di sebelah barat SPBU. Tepat di temboknya barat, dan pipa Petrokimia yang menjulur ke arah selatan. Kami ingin menelusuri railbaan, mungkin ada jalan yang bisa kami lalui diatas railbaan hingga ke titik percabangannya di jalur aktif, tapi melihat kondisi di samping SPBU kami rasa itu mustahil. Saya berinisiatif untuk bergerak lebih ke barat, mungkin ada jalan kampung yang tembus hingga ke jalur rel aktif.

Bekas sumur?
Bongkahan eks pondasi 
Railbaan ke Gresik dan pipa milik Petro
Harina telat

Tak jauh dari SPBU, kami mencoba masuk ke sebuah jalan desa ya kelihatannya agak ramai lalu lalang kendaraan. Berharap disana ada jalan kecil, maksimal bisa jalan kaki sedekat mungkin dari ujung jalan hingga ke daerah rel. Setelah kami telusuri di kampung itu, dari timur hingga barat, kami tak menemukan adanya jalan akses ke rel, yang ada jalan setapak yang berujung di sebuah tambak yang panas dan berlumpur. Akhirnya kami pergi ke jalan raya dan bergerak lebih ke barat lagi. Jalan raya Duduk-Sampeyan itu, dari Terminal Bunder hingga stasiun Duduk, jalan raya akan mendekat ke jalan rel, kami berasumsi mungkin ada jalan tembus menuju ke rel. Syukur-syukur railbaan jalur double treknya belum ditabur balast pada saat, jadi kami bisa menjelajah ke titik eks stasiun Sumari.

PJL pertama setelah arah Gresik
Setelah eks PJL samping SPBU
Railbaan ke Gresik A

Sampai di sebuah jalan yang ada PJL tak berpintu di ujung tikungan rel sebelah barat, kami melihat sebuah jalan desa di dekat PJL. Kami putuskan masuk kesana, jalan tanah yang becek dan sedikit rusak karena dilewati truk muat tanah. Tak kami sangka, ternyata jalan tersebut merupakan jalan akses truk-truk pengangkut tanah di proyek double trek pantura itu! Dan pada saat itu pembangunan balast dan rel doubel trek masih sebatas di ujung tikungan sebelah timur, jadi kami bisa masuk kesana. Pada saat itu kami berasumsi kalau railbaan double treknya belum semua ditaburi balast, karna jauh mata memandang ke arah timur, belum nampak ada balast yang sudah ditabur di railbaan, yang ada hanya beberapa truk pasir yang menurunkan muatan tanah urug di railbaan bakal double trek. Sambil menunggu ada truk yang hendak “langsir”, tiba-tiba saya dikejutkan oleh kehadiran KA Parcel ONS yang melintas dari Jakarta menuju Surabaya, saya tak sempat memotretnya karna tidak ada persiapan. Akhirnya kami bergegas menyisir railbaan hingga tempat dimana pipa Petrokimia membelok ke utara.

Railbaan ke Gresik B
Railbaan ke Gresik C
Railbaan ke Gresik D

Sesampainya di belokan pipa, kami berhenti. Saya kala itu sedikit tertegun, karna itu kali ketiga saya mengunjungi percabangan jalur mati dengan jalur KA aktif. Sebelumnya saya pernah mengunjungi percabangan jalur mati Porong-Mojosari di viaduk Porong, cabang Kediri/Jombang-Pare, cabang Blimbing-Tumpang, di stasiun Blimbing cabang Madiun-Ponorogo di stasiun Madiun, dan sering saya kunjungi cabang Tulungagung-Trenggalek di stasiun Tulungagung.

Railbaan ke Gresik E
bonus apem
Railbaan ke Gresik F
Railbaan ke Gresik G
Railbaan ke Gresik H
Railbaan ke Gresik I
Railbaan ke Gresik J
sbelum tol SB-Gresik
Railbaan ke Gresik K
sebelum tol SB-Gresik
Railbaan ke Gresik K
sebelum tol SB-Gresik
Railbaan ke Gresik L
setelah tol SB-Gresik
Railbaan ke Gresik M
Railbaan ke Gresik N
melintas jalan raya

Kembali ke topik. Di cabang Sumari-Gresik, saya melihat plang aset PT KAI di ujung railbaan, kami tak menjajak ke railbaan karna terhalang rerumputan yang keras, kami khawatir ada apa-apa kalo kami nekat. Sesaat kami berjalan sekitar 40 meter ke barat, kami menuju ke sebuah areal tanah yang dipenuhi pepohonan dan ilalang. Hanya itu area tanah yang rimbun, karna disekelilingnya hanya pertambakan yang kami lihat. Kuat dugaan kami, itulah tanah bekas gedung Stasiun Sumari. Kami mencoba masuk ke belakangnya, siapa tau ada beberapa petunjuk disana. Ternyata kami menemukan beberapa bongkahan beton, mungkin itu dulunya bekas pondasi gedung stasiun, dan sebuah beton berongga, mungkin dulunya itu adalah sumur stasiun. Sejenak kami berada disitu, dan kami kembali ke kendaraan. Sesaat kami bertemu dengan KRDI Cepu Ekspress yang melintas dari timur. Dan saat kami hendak pergi keluar dari railbaan, kami bertemu dengan KA Harina yang telat datang dari Bandung. Saat itu kami bertemu dengan Harina kurang lebih jam 10.

Railbaan ke Gresik O
Railbaan ke Gresik P
Railbaan ke Gresik Q
berdampingan dengan jalan Sumorame
Railbaan ke Gresik R
Railbaan ke Gresik S
Railbaan ke Gresik T

Kami melanjutkan perjalanan menyusuri railbaan Sumari-Gresik. Sebelum menyusuri kesana, kami berhenti dulu di SPBU utara jalan Duduk-Sampeyan untuk beli bensin, beli minum dan membersihkan sandal saya dan sepatu mas Dika-mas Rizky yang lengket dengan tanah tambak di eks stasiun Sumari tadi. Dari hasil peninjauan di wikimapia.org, ada jalan desa di depan SPBU yang ada di pinggir railbaan jalur mati Sumari, jalan desa itu merupakan eks railbaan jalur mati Sumari-Gresik. Lanjut perjalanan menyusuri jalan desa eks railbaan. Jalan desa yang membentang dari jalan raya Duduksampeyan hingga jalan Romo dulunya merupakan jalur KA sekelas trem jaraknya yang tak terlalu jauh. Sepanjang Sumari hingga stasiun Gresik di pusat kota, terdapat beberapa halte tanpa spoor belok antara lain Pasargresik, Pojok, Soekarwo, Suci, Dahan, dan Watang. Perjalanan terasa cukup berjalan mulus karena sebagian besar jalan sudah berpaving, sebagian lagi jalan aspal dan sebagian kecil jalan tanah yang tak terlalu parah. Sedikit bagian yang kami rasa sangat disayangkan adalah jalur Sumari-Gresik ini terpotong oleh jalan tol Surabaya-Gresik. Jalan tol ini berada agak tinggi sekitar 3 meter dari permukaan datar, padahal sekitar 10 meter dari garis railbaan eks jalur rel itu terdapat viaduk tol yang bisa dilewati kendaraan seukuran truk ukuran sedang. Eman banget kenapa viaduk itu tidak di bekas railbaan saja, kan suatu saat bila dibangun lagi relnya bisa dilalui KA?? Atau jalan tolnya didesain seperti jembatan, jadi tidak menimbun tanah eks jalur KA itu...

Railbaan ke Gresik U
Railbaan ke Gresik V
memotong jalur aktif masuk gudang Petro
Plang aset di Pasar Gresik

Sepanjang jalur Sumari-Gresik ini kami menjumpai banyak plang tanda aset PT KAI baik yg model lama (logo lama) hingga yang terbaru (logo baru), hanya itu saja. Benda yang lainnya tidak kami jumpai sepanjang jalan sebelum railbaan yang berdampingan dengan Jalan Romo. Di Jalan Romo pun juga minim bukti selain plang tanda aset. Sesaat perjalanan kami tiba di daerah GKB, kami beristirahat sejenak di warung bakso sambil mencari jejak selanjutnya. Nyaris kami tersesat karena jejaknya samar-samar di daerah GKB yang banyak terdapat pertokoan. Setengah jam selesai, kami melanjutkan perjalanan dengan kembali ke jalan yang kami yakin disana eks railbaannya. Dari jalan kembar GKB, kami berbelok di perempatan dimana kami keluar tadi, ternyata tak jauh kami tiba di jalan Romo. Railbaannya membelok ke kanan dan sejajar dengan jalan raya. Menyusuri jalan raya Romo, saya tak menyangka kalau jalan itu langsung menuju pusat kota. Maklum sih saya belum pernah menyusuri lebih jauh kota Gresik.

Eks Stasiun Gresik
Pintu-pintu kantor stasiun Gresik
Dinding barat stasiun Gresik 
Anak-anak sekitar bermain di "jalur 1"
Loket sebelah dalam

Tak disangka, ternyata eks jalur Sumary-Gresik ini berpotongan dengan jalur aktif dari stasiun Indro menuju sebuah gudang besar Petrokimia. Jalurnya aktif yang baru saja digunakan kembali setelah kurang lebih 6 tahunan tak digunakan sejak suplai semen dari Semen Gresik terhenti membuat jalur dari stasiun Indro ke gudang terbengkalai, juga jalur Kandangan-Indro ikut jadi jalur mati. Penelusuran berlanjur sampai di pasar besar di Gresik. Jalur Sumari-Gresik ini membelok ke Jalan Sindujoyo, di sekitar jalan itu dulu ada perhentian Pasar Gresik. Dari jalan Sindujoyo, jalan rel dulu terus hingga ke jalan KH Kholil dan membelah SD Muhammadiyah 1-2 Gresik. Hingga tepat sebelum SMPN 2 Gresik, ada jalan masuk ke kiri, disitulah lokasi stasiun Gresik yang masih berdiri hingga saat ini.

Peron 1 eks Stasiun Gresik
Handle sinyal Alkmaar
Plat Alkmaar
Mobil parkir di "jalur 1" eks stasiun Gresik
Atap kanopi eks Stasiun Gresik
Lantai asli eks Stasiun Gresik
Tabung pemadam buatan 1973
Jendala bertralis eks Stasiun Gresik
Mas Rizki dan tongkat semboyan 40
Mas Rizki dan Mas Dika
Meja loket sebelah lorong
Lemari Karcis
Denah emplasemen jalur eks Stasiun Gresik
Label jurusan karcis eks Stasiun Gresik A
Label jurusan karcis eks Stasiun Gresik B
Label jurusan karcis eks Stasiun Gresik C
Denah emplasemen jalur eks stasiun Gresik
Tanda tangan IKS 9 Sb kala itu
Pak Takat, penghuni eks Stasiun Gresik
Denah emplasemen
Denah emplasemen masuk dari IDO
Lantai dalam eks kantor stasiun Gresik yang asli
Menuju ke IDO
Railbaan ke IDO A
didepan PLTU
Railbaan ke IDO B
Railbaan ke IDO C
Railbaan ke IDO D
Railbaan ke IDO E
Railbaan ke IDO F
tanjakan-turunan cukup terjal
Railbaan ke IDO G
Railbaan ke IDO H
Emplasemen stasiun Indro A
Emplasemen stasiun Indro B
Viaduk jalur menuju Petrokimia/Semen Gresik
Kereta MR 62 yang tertinggal di Indro
bukti dulu ada KA penumpang di Gresik
Mengamati MR 62 bersama pak Kasmuri, PPKA IDO

18 comments:

  1. nice post gan. .kalo blusukan gresik ane ikutan ya gan
    ada pin bb?

    ReplyDelete
  2. Lanjutkan jer.. Jalur bojonegoro to jatirogo pie jer

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siaaapp... Insya Allah kalo waktunya bener2 mumpuni bisa saja BJ-Jatirodo sampe Blora

      Delete
    2. ayo kapan gan agendakan saya siap nemani... saya udah pernah kesana/survey kesana

      Delete
  3. haduuhh akhirnya nemu blog yg giniaan.., gan kapan2 ajak aku yah blusukan rel di gresik

    ReplyDelete
  4. Ada peta jalurnya? Saat ini yg tampak cuma rel ke indro ke petro . Sedang indro ke st gresik ke sumari tidak tampak rel

    ReplyDelete
    Replies
    1. jalur rel stasiun IDO-pabrik petro memang masih ada dan kalau tidak salah itu bukan jalur peninggalan kolonial alias jalur yang dibangun setelah kemerdekaan. kalau peta saya tidak punya kayaknya..

      Delete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Sugeng enjang Mas Edy. Sy tertarik dgn info stasiun sumari. Bisa di share hp nya atau PM? Maturnuwun.

    ReplyDelete
  8. Sugeng enjang Mas Edy. Sy tertarik dgn info stasiun sumari. Bisa di share hp nya atau PM? Maturnuwun.

    ReplyDelete
  9. Terima kasih mas ceritanya. Jadi tau banyak. Ditunggu cerita lainnya mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama. maaf nih saya terlalu pasif, kadang nulisnya bergantung mood. hhe

      Delete
  10. ternyata ada jalur di daerah samping tol manyar... mangkanya ada plangnya PT. KAI

    ReplyDelete
  11. Jalur rel ke Semen Gresik dan ke Petrokimia Gresik adalah jalur yang dibangun setelah zaman kemerdekaan dan untuk kepentingan kerjasama DKA (saat itu) dengan kedua pabrik tersebut dan semua lahan rel kearah dua pabrik tersebut adalah milik kedua pabrik tersebut dan bukan aset PT. KAI..sedang jalur di Gresik yang tetap jadi aset PT. KAI adalah jalur mulai dari Kandangan-Indro-Gresik Kota (sudah non aktif) hingga Sumari..masalah rel mati yang masih terlihat adalah mulai dari Indro ke eks stasiun Gresik kota melintasi pelabuhan Gresik..sementara yang dari Gresik kota ke eks stasiun Sumari kebanyakan rel nya sudah dicabut serdadu Jepang untuk kepentingan perang ditahun 1942. Jadi yang tinggal hanya bekas railbaan saja, sedang bekas halte2nya juga sudah raib entah kemana 😁😁..cuma masih tetap menjadi aset milik PT. KAI. Berbeda dengan jalur rel mulai Sepanjang setelah sungai Brantas/Kalimas yang saat ini tinggal puing2 hingga menuju ke stasiun Boharan (aktif) bekas railbaan sudah hilang dan hanya sebagian kecil saja yang terlihat , bekas rel juga hilang dicabuti serdadu Jepang..ditambah asetnya sudah bukan milik PT. KAI, karena saat rel sudah dicabuti Jepang, bekas railbaan tidak terurus dan akhirnya ditempati warga turun temurun dan asetpun tidak bisa diselamatkan..😁😁 itulah warga, hebat kan?!!! 😁😁 bravo kereta api.

    ReplyDelete

Ada pertanyaan, keluhan, sanggahan, kritik, atau pesan-pesan lainnya, tinggalkan komentar Anda dibawah ini. Terima kasih