Sunday 26 June 2011

"Perkeretaapian Indonesia Dalam Peradaban Bangsa"

PT KAI  bekerjasama dengan Ditjen Sejarah dan Purbakala (Sepur) Kemenbudpar menyelenggarakan pameran dengan tema "Perkeretaapian Indonesia Dalam Peradaban Bangsa" di Stasiun Jakartakota atau yang biasa dikenal dengan Stasiun Beos. Pameran ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan inventarisasi dan pendokumentasian perkeretaapian yang dilakukan oleh Direktorat Peninggalan Purbakala, Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Pameran yang akan berlangsung mulai tanggal 19 hingga 26 Juli 2011 ini resmi dibuka Selasa (19/7) oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar yang diwakili oleh Sekretaris Dirjen, Soeroso, MP., M.Hum dan didampingi oleh Direktur Personalia dan Umum PT KAI, Joko Margono dan Duta Kereta Api, Didi Petet. Pembukaan pameran ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI, Ella Ubaidi, perwakilan dari Walikota Jakarta Barat, komunitas pecinta KA (Maska, IRPS, dan Ikatan Sejarah Perkeretaapian).

"Ada 260 stasiun kereta api yang masuk sebagai cagar budaya. Itu baru yang ada di Pulau Jawa. Kalau ditotal-total seluruh Indonesia kami ingin ada 670 stasiun kereta api yang menjadi cagar budaya," kata Kepala Pusat Pelestarian PT KAI, Ella Ubaidi pada pembukaan pameran tersebut.  Tujuan utama pameran ini adalah sebagai upaya pelestarian peninggalan purbakala yaitu perkeretaapian. Selama tiga tahun sejak 2010, Ditjen Sepur Kemenbudpar telah melakukan inventarisasi dan pendokumentasian bangunan perkeretaapian. Hal ini mencakup stasiun dan pendukungnya seperti jembatan dan terowongan. Dalam pameran juga terdapat beberapa kegiatan pendukung seperti diskusi, lomba fashion show, pemutaran film, dan wisata sejarah perkeretaapian ke stasiun Manggarai dan Jatinegara.

    

Direktur Personalia dan Umum Joko Margono memberikan sambutan (kiri), Sekretaris Dirjen Sejarah dan Purbakala, Soeroso, MP., M.Hum memotong bunga didampingi oleh Dirpum Joko Margono dan Duta Kereta Api, Didi Petet (kanan) pada pembukaan pameran  "Perkeretaapian Indonesia Dalam Peradaban Bangsa" di Stasiun Jakartakota (Stasiun Beos).

  
Direktur Personalia  dan Umum PT KAI, Joko Margono, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas kepedulian Kemenbudpar untuk turut menjaga dan melestarikan bangunan dan benda perkeretaapian yang memiliki nilai sejarah. Ia berharap agar kerjasama semacam ini nantinya juga diadakan di stasiun-stasiun lain.


 Dalam pameran ini, pengunjung dapat melihat pameran foto bangunan stasiun kereta api di Indonesia dan juga kehidupan di lingkungan stasiun. Stasiun-stasiun yang ditampilkan adalah stasiun yang masuk dalam cagar budaya. Setiap foto juga dilengkapi sejarah dan informasi mengenai stasiun terkait. Ada pula pemutaran film dan permainan yang bernuansa stasiun kereta api. Setelah pameran di Stasiun Jakartakota ini berakhir, materi pameran akan dipindahkan ke Kereta Pustaka milik PT KAI yang nantinya akan dirangkaikan dengan kereta komersil dan dibawa berkeliling Pulau Jawa.

  Salah satu pengunjung sedang asyik menikmati foto-foto yang dipamerkan.

Tuesday 21 June 2011

KRDI “ Madiun Jaya Ekspress”

“Dalam rangka meningkatan aksesbilitas angkutan perkeretaapian, pemerintah membuat program-program pengadaan sarana kereta api sebagai upaya penyediaan pelayanan angkutan jarak menengah dengan jarak tempuh 3-4 jam yaitu KA komuter”, itulah sepenggal sambutan yang di sampaikan oleh Dirjen KA, Tundjung Inderawan saat launching KRDI Madiun Jaya Ekspress, Senin (20/6). Launching KRDI Madiun Jaya Ekspress ini dihadiri oleh Wamenhub, Bambang Susantono, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Bupati Madiun, Assistant Gubernur Jawa Timur, jajaran pejabat MUSPIDA Madiun, Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Teknik, Judarso Widiyono, dan juga jajaran manajemen PT. KAI Daop 7 Madiun.
 
 KRDI Madiun Jaya Ekspress siap untuk dioperasikan.
 Rombongan Dirjen KA dan Wamenhub tiba di Stasiun Madiun pukul 10.00 WIB dengan menggunakan KLB Inspeksi. Rombongan kemudian menuju ke PT. INKA (persero) untuk melihat persiapan KRDI Madiun Jaya Ekspress. Tepat pukul 12.50 WIB KA Madiun Jaya Ekspress diresmikan. Dalam sambutannya, Wimbo menjelaskan bahwa berdasarkan 4 pilar perusahaan, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan kenyamanan para penumpang KA Madiun jaya jurusan Madiun – Yogyakarta PP dengan menambah perjalanan KA baru.
 Wamenhub, Bambang Susantono, Dirjen Perkeretaapian, Tundjung Inderawan, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Asisten Gubernur Jatim dan Bupati Madiun
bersama-sama menekantombol sirine sebagai tanda diresmikannya KRDI Madiun jaya Ekspres
 Berbekal dari pengalaman PT. KAI Daop 7 Madiun yang sebelumnya berhasil mengoperasikan KA Madiun Jaya Ekonomi, bulan Januari 2010 lalu, menjadi pertimbangan tersendiri bagi para pengguna jasa transportasi, bahwa kereta api akan jauh lebih cepat bila berpergian ke Solo ataupun Yogyakarta. Dari keberhasilan pengoperasian KA Madiun Jaya Ekonomi tersebut maka Daop 7 Madiun kembali menghadirkan KA Madiun Jaya, kali ini dinamakan KA Madiun Jaya Ekspress dengan dilengkapi fasilitas Air Conditioner (AC) dengan tarif selama masa promosi untuk relasi Madiun-Solo Rp. 25.000,- dan Madiun-Yogyakarta Rp. 35.000,-.

 Penekanan tombol sirine menandai diresmikannya KA Madiun Jaya Ekspres oleh Wamenhub, Dirjen Perkeretaapian,Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Asisten Gubernur Jatim, Bupati Madiun, dan Direksi PT. KAI. Wamenhub mengatakan bahwa Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) ini merupakan sebuah realisasi program pemerintah untuk meningkatan pelayanan masyarakat selain sebagai pendukung transportasi Madiun-Yogyakarta. Ditambahkannya pula bahwa kereta dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya dan memiliki tingkat emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan umum yang ada di jalan raya.

Harapan yang tersirat dari KA Madiun Jaya ini adalah dengan dijalankan kedua KRDI Madiun Jaya baik ekonomi dan ekspress mampu membantu pemerintah mengurangi kepadatan lalu lintas umum khususnya jurusan Madiun-Solo-Yogyakarta. Selain itu, dengan KRDI Madiun Jaya Ekspress ini PT. KAI mampu membuktikan kembali komitmen perubahan dengan memberikan pelayanan prima dan kenyamanan bagi para penumpang atau pengguna moda angkutan kereta api. (Humaska)

Courtesy: www.kereta-api.co.id

Monday 20 June 2011

5000 Pohon Ditanam, Guna Cegah Abrasi Laut

Menjaga kelestarian lingkungan merupakan salah satu komitmen dari  PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero). Sebagai tindak nyata, PT. KAI Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang menghijaukan bibir pantai yang berdekatan dengan Stasiun Plabuan, Kabupaten Batang pada Minggu (19/6). Penghijauan dilakukan dengan menanam 5000 pohon yang melibatkan jajaran karyawan PT. KAI, Komunitas Pencinta dan Pemerhati Kereta Api, Komunitas Fotografer Semarang, Akademisi Dari Universitas Diponegoro dan Universitas Katolik Soegijapranata serta Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Gringsing, Musyawarah Pimpinan Kabupaten (Muspika) Batang juga warga sekitar. 

EVP Corporate Secretary PT. KAI, Gatot Wibowo menanam pohon cemara laut dalam kegiatan Save Our Track yang diadakan di Stasiun Plabuan, Minggu (19/6).
 
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 350 orang ini selain bertujuan untuk mengasrikan jalur rel KA, juga untuk menahan abrasi air laut yang semakin menjorok ke daratan. Dalam perhitungan tahun 2010, luas daratan yang terkikis oleh abrasi air laut, mencapai 80 cm per tahun. Saat ini, dari bibir pantai menuju pinggiran rel di sepanjang jalur Stasiun Plabuan hanya berjarak kurang dari 15 meter.
Dalam kegiatan ini, selain diikuti oleh EVP Corporate Secretary PT. KAI, Gatot Wibowo (tengah), turut pula dihadiri oleh Vice President (VP) Corporate Social Responbility, Suyatno (kanan), VP Daop 4 Semarang, M. Sholeh Kosasih serta jajaran Muspida dan Muspika setempat.
Seperti yang diutarakan oleh Executive Vice President (EVP) Corporate Secretary PT. KAI, Gatot Wibowo, program penanaman pohon ini merupakan sebuah amanah yang diberikan kepada PT. KAI untuk turut melestarikan alam sekitar. "Ini adalah bagian kecil dari kegiatan penanaman pohon, PT. KAI mendapatkan tugas untuk menanam 125.000 pohon dalam program 1 milyar pohon yang dicanangkan pemerintah. Sedangkan saat ini, PT. KAI sudah menanam sekitar 50.000 pohon," tutur Gatot dalam penjelasannya.

  Panas dan teriknya matahari tidak menyurutkan peserta kegiatan dalam menghijaukan sepanjang jalur pantai di Stasiun Plabuan.

"Kegiatan penanaman pohon ini dilakukan secara periodik, tidak hanya pada jalur ini saja, melainkan juga di daerah-daerah lainnya. Untuk hari Selasa (21/6) nanti, juga akan dilakukan penanaman pohon di Daop 7 Madiun," tambahnya. Namun menurutnya, yang paling utama dari penanaman pohon, bukanlah pada saat penanamannya, melainkan bagaimana menjaganya sampai pohon itu menjadi besar.

VP Daop 4 Semarang, M. Sholeh Kosasih (kiri) menyerahkan bantuan kepada warga di sekitar Stasiun Plabuan berupa alat tulis, seragam, dan uang tunai.
 
"Saya berpesan kepada seluruh warga yang tinggal di daerah penanaman pohon ini juga turut menjaga pohon-pohon yang baru ditanam ini, agar manfaatnya sama terasa nanti," tutup Gatot. Salah seorang warga yang tinggal di daerah tersebut, mengutarakan ketika terjadi banjir rob, sebagian besar rumah penduduk banyak yang terendam. "Semoga dengan penanaman pohon ini, banjir yang sering merendam rumah kami tidak terjadi lagi," ujar Asmuri. Dalam kegiatan ini, juga diadakan bakti sosial berupa pemberian alat tulis, pakaian seragam, dan uang tunai kepada warga Dukuh Plabuan. Ada pun pohon-pohon yang sudah ditanam dan akan ditanam berupa Pohon Ketapang, Cemara Laut, Bakau, serta beberapa tanaman produktif. (Humaska)

Peserta kegiatan menyempatkan diri untuk berfoto bersama di depan Stasiun Plabuan setelah kegiatan penanaman pohon selesai.

Courtesy: www.kereta-api.co.id

Sunday 5 June 2011

Kriya Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu

PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi  Jawa Tengah serta dipayungi oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengadakan acara "Kriya Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu". Kegiatan yang akan dilaksanakan tanggal 5 - 10 Juli, rencananya akan diresmikan oleh Ibu Negara,  Hj. Ani Bambang Yudhoyono selaku Pembina Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), didampingi oleh Ketua Umum Dekranas Herawati  Boediyono pada Selasa (5/6).

       


foto atas      : Gedung A Lawang Sewu tampak depan setelah dipugar
foto bawah  : Suasana malam di Gedung A dilihat dari dalam komplek Lawang Sewu

Acara "Kriya Nusantara dalam Gerbong Lawang Sewu" bertujuan untuk menjadikan Lawang Sewu sebagai ikon untuk mendukung pengembangan wajah kota Semarang, Jawa Tengah dan Indonesia, sehingga mampu membawa tren positif terhadap investasi, perdagangan dan pariwisata. Juga mengoptimalkan Lawang Sewu untuk berbagai kegiatan kreatif yang bermanfaat. Untuk memeriahkan kegiatan peresmian purna pugar Gedung A Lawang Sewu yang akan membangun kebanggaan bangsa, maka akan digelar berbagai macam acara antara lain : Pameran Kriya Unggulan Nusantara yang akan menampilkan menampilkan produk kerajinan unggulan dari 33 provinsi dan 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah, Pameran Heritage, Pagelaran seni, atraksi budaya serta berbagai lomba.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam hal untuk mendukung acara ini dan menjadikan Lawang Sewu sebagai tujuan wisata, akan melakukan direct promotion di berbagai pusat keramaian di Jakarta, Bandung, dan Semarang dengan membuat paket wisata. Selain itu juga mengundang jurnalis dari luar negeri seperti Belanda, Malaysia dan Singapura dalam hal Fam Trip, dimana ketiga negara tersebut adalah negara yang memiliki kunjungan terbanyak di Indonesia.

Gedung C Lawang Sewu merupakan bangunan pertama yang dibangun di komplek Lawang Sewu,  nantinya di dalam gedung ini akan dijadikan Museum Lawang Sewu.

Seperti yang dijelaskan oleh Vice President (VP) Public Relations (PR) PT. KAI, Sugeng Priyono, Lawang Sewu merupakan sebuah gedung yang merupakan bekas kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). “Gedung ini dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907 yang terletak di bundaran Tugu Muda. Masyarakat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu), karena bangunan tersebut memiliki banyak pintu, padahal pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu,” ujarnya.
“Dengan telah direvitalisasinya bangunan ini, diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pengembangan kita semua di segala sisi. Mengingat tempatnya yang strategis di tengah kota Semarang,” tambah Sugeng. (Humaska)