Monday 25 April 2011

Napak Tilas 107 Tahun Lokomotif B2502 dan B2503 Melayani Penumpang


Tanpa terasa, 107 tahun sudah lokomotif B2502 dan B2503 mendaki tanpa lelah menapaki lereng jalur pegunungan antara Stasiun Ambarawa dan Stasiun Bedono. Lokomotif uap yang memiliki roda bergerigi berbahan bakar kayu dan batu bara ini masih mampu melayani penumpang yang ingin merasakan sensasi railway mountain tour dengan kemiringan 30 derajat berjarak 9 kilometer dari Stasiun Ambarawa dalam waktu satu jam. Adanya lokomotif tua ini pun menjadi salah satu andalan objek wisata yang menarik banyak pengunjung, terutama pada liburan akhir pekan dan libur-libur lainnya.


(ki-ka) Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan,  EVP Heritage, Liela Ubaidi, dan Vice President Daop 4, M. Soleh Kosasih serta Kepala Stasiun Ambarawa, Eko S. Wibowo, berfoto bersama di depan Stasiun Tuntang sebelum berangkat menuju Stasiun Ambarawa menggunankan kereta yang ditarik oleh Lokomotif Uap B2502

Untuk itu, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang bekerjasama dengan Komunitas Pecinta Kereta Api, masyarakat dan insan media mengadakan refleksi 107 tahun perjalanan Lokomotif B2502 dan B2503. Kegiatan yang bertajuk “REFLEKSI 107 Th PERJALANAN LOK UAP B2503” bertempat di Stasiun Ambarawa pada Minggu (24/4).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan didampingi Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, menyiramkan air bunga setaman kepada Lokomotif B2502 dan B2503 sebagai tanda diberikannya masing-masing nama kedua lokomotif tersebut.

Kegiatan yang diikuti oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, Direktur Keselamatan dan Keamanan PT. KAI, Rono Pradipto, Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, Executive Vice President (EVP) Heritage, Liela Ubaidi, dan Vice President Daop 4, M. Soleh Kosasih, serta para tamu undangan lainnya, dimulai dengan napak tilas dari Stasiun Tuntang. Napak tilas ini menggunakan rangkaian kereta yang ditarik oleh Lokomotif B2502 menuju Stasiun Ambarawa, yang bertujuan untuk kembali mencoba jalur rel yang telah lama tidak dipergunakan serta mengingatkan kembali secuil sejarah tentang kereta api di daerah ini. Tamu undangan yang mengikuti pun diharuskan untuk menggunakan pakaian tempo dulu.


Tundjung Inderawan, dalam sambutan singkatnya saat membuka acara ini, sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan, karena bisa merasakan kembali aktifnya jalur antara Stasiun Tuntang sampai Stasiun Ambarawa. “Sejak tahun 70-an jalur ini tidak dipakai lagi, saat ini kita bisa menikmatinya berkat kerja keras semua pihak,” tutur Tundjung. Hal serupa pun diutarakan oleh Wimbo, menurutnya aktifnya jalur ini dan dimungkinkannya revitalisasi jalur-jalur lainnya di sekitar Ambarawa bisa meningkatkan potensi wisata kepada Kabupaten Semarang dan sekitarnya.

Rangkaian kereta wisata yang ditarik lokomotif uap, saat ini bisa dinikmati dari Stasiun Tuntang.

 Dalam refleksi ini, juga diisi oleh acara-acara lainnya yang sangat menarik peminat para peserta. Diantaranya lomba fotografi untuk para fotografer profesional maupun amatir yang telah dilaksanakan sehari sebelumnya. Lalu lomba menggambar dan lomba mewarnai untuk anak sekolah dasar dan menengah.


Boni dan Bobo
Masih di kegiatan yang sama, Lokomotif Uap B2502 dan B2503, sebagai penghargaan atas jasa-jasa mereka dalam melayani penumpang diberikan nama untuk masing-masing lok. Lokomotif B2502 diberi nama Boni, sedangkan B2503 diberi nama Bobo. Pemberian nama ini ditandai dengan penyiraman bunga setaman yang dilakukan oleh para tamu undangan. (Humaska)

Lokomotif B2502 (kiri) diberikan nama Boni sedangkan, saudara kembarnya Lokomotif B2503 (kanan) diberi nama Bobo.

Courtesy: www.kereta-api.co.id

Sunday 24 April 2011

Beauty on Ambarawa's Locomotive Heritage

PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang, bekerjasama dengan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan Komunitas Pencinta Fotografi mengadakan lomba fotografi dengan tema “Beauty on Ambarawa's Locomotive Heritage”. Kegiatan ini diadakan bertepatan dengan rangkaian acara peringatan 107 tahun lokomotif B2503 melayani jalur Ambarawa – Bedono pada Sabtu (23/4).

Vice President Daop 4 Semarang, M. Soleh Kosasih menyiramkan air sebagai pertanda dimulainya kegiatan  Beauty on Ambarawa's Locomotive Heritage
Lomba yang diikuti oleh 67 fotografer berasal dari daerah sekitar Ambarawa serta dari beberapa daerah lainnya, dimulai pada pukul sembilan pagi dengan tiga sesi pemotretan, yang dibuka oleh Vice President (VP) Daop 4 Semarang, M. Sholeh Kosasih. Dalam masing-masing sesi pemotretan ini, peserta diberikan kesempatan untuk menggunakan kesempatan sebaik mungkin dalam mengambil gambar foto dengan memadukan antara model yang telah disediakan oleh penyelenggara, tentunya lokasi dan waktu yang telah ditentukan. Pengambilan gambar foto ini dilakukan di sekitar Museum Kereta Api Ambarawa dan Stasiun Tuntang. Di acara ini, juga turut dihadiri oleh Direktur Personalia dan Umum PT. KAI, Joko Margono serta Direktur Keselamatan dan Keamanan, Rono Pradipto.

Para fotografer diberikan kesempatan untuk memadukan foto antara ke tujuh model dengan lokasi yang telah ditentukan oleh penyelenggara.

Cuci Lokomotif B2503
Masih dalam kegiatan yang sama, pada saat sebelum dimulai lomba fotografi, para anggota IRPS melakukan kegiatan mencuci lokomotif B2503. Pencucian ini sebagai tanda dimulainya kegiatan refleksi 107 tahun lokomotif ini. Dengan dibantu oleh tim dari Dipo Traksi Ambarawa, tempat disimpannya lokomotif B2503, pencucian hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam.(Humaska)


Anggota IRPS yang dibantu tim dari Dipo Traksi Ambarawa menyuci lokomotif B2503 sebagai tanda penghargaan pada lokomotif ini yang telah melayani selama 107 tahun jalur Ambarawa - Bedono.

Sunday 17 April 2011

Lokomotif Baru Siap Perkuat Armada PT. KAI

Kehandalan sarana guna menunjang layanan yang prima harus terus dimiliki oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi, baik orang maupun barang, juga turut berupaya pula menjaga kehandalan sarana yang dimilikinya. 


Lokomotif baru dengan nomor seri CC 2041112 (CC20432) dan CC2041113 (CC20433) diuji coba dengan menarik rangkaian maksimum dari Stasiun Bandung ke Stasiun Ciawi PP.

Sepuluh lokomotif baru dengan tipe CC 204 akan perkuat armada angkutan PT. KAI pada medio bulan Juni dan Juli ini. Lokomotif yang dipesan dari General Electric ini merupakan bagian dari investasi 20 lokomotif dengan tipe yang sama pada tahun 2010. Sehingga jumlah total lokomotif yang dimiliki oleh PT. KAI yang akan melayani para pengguna jasa kereta api (KA) berjumlah 391 unit. Sedangkan di tahun ini, PT. KAI berencana untuk menginvestasikan 144 lokomotif baru dengan alokasi penempatan 100 lokomotif di pulau Jawa dan 44 Lokomotif di pulau Sumatera.


Lokomotif baru ini akan digunakan di Divre 3 Sumatera Utara

Dari sepuluh lokomotif ini, enam diantaranya sedang dalam proses sertifikasi kelaikan sarana yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebagai regulator. Dalam proses uji untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, selain dilakukan oleh regulator, PT. KAI sebagai operator bersama-sama menguji kehandalan sarana yang akan dipergunakannya. Sedangkan, sisa empat lokomotif masih berada dalam proses perakitan di GE Lokindo yang berada di Madiun.

Untuk mendapatkan sertifikasi kelaikan sarana, masing-masing lokomotif mesti diuji dua macam tes, yaitu tes statis dan tes dinamis. Dalam tes statis, lokomotif diperiksa seluruh dimensinya, serta dilakukan uji berbagai macam fungsi yang dimiliki lokomotif. Untuk tes dinamis, lokomotif diuji kemampuan untuk berakselerasi, serta seberapa jauh lokomotif itu untuk segera berhenti. Seperti yang dilakukan pada lokomotif dengan nomor seri CC 204112 dan CC 2041113 pada Jumat (17/4).


Tim penguji kelaikan sarana dari Direktorat Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan serta PT. KAI menguji performansi dan durabilitas masing-masing lokomotif

Dijelaskan oleh Vice President (VP) Public Relations PT. KAI, Sugeng Priyono, armada lokomotif baru ini pengujiannya dilakukan di PT. INKA dan Daerah Operasi (DAOP) 2 Bandung. “Untuk uji statis, kami melakukannya di PT. INKA, sedangkan uji dinamis dilakukan pada lintas Stasiun Bandung menuju Stasiun Ciawi pulang pergi. Sengaja kami melakukan pengujian di lintas ini, karena karakteristik jalan relnya yang  memiliki tanjakan dan turunan curam, serta tes akselerasi pun bisa dilakukan pada jalur-jalur lurus,” ujar Sugeng.


Thermometer gun pun digunakan untuk mengukur suhu dari bantalan as roda. Ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat gangguan selama pengujian berlangsung.

Rencananya, sepuluh lokomotif ini akan digunakan untuk Divisi Regional (Divre) 3 Sumatera Selatan. Sedangkan untuk menghadapi angkutan lebaran 2011, armada lokomotif dan kereta sudah dipersiapkan di beberapa Balai Yasa serta Dipo guna perawatan akhir. (Humaska)